Tampilkan postingan dengan label tumor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tumor. Tampilkan semua postingan

30 Mar 2011

Daun Sirsak Pembunuh Sel Kanker 100 Kali Lebih Kuat dari Obat Kemoterapi

Daun sirsak kini semakin langka dan makin banyak dicari orang, karena para ahli menemukan senyawa aktif ‘Acetogenins’ didalam daun sirsak, yang dapat membantu kesembuhan pasien yang menderita kanker.

Peneliti di sekolah farmasi Osaka University Jepang, Naoto Kojima dalam penelitiannya menemukan dan berhasil mensintesis senyawa itu yang bersifat anti tumor. Selain itu Konima juga mensintesis senyawa ‘Murisolin’ dalam daun sirsak yang mempunyai sifat sitotoksik pada sel tumor manusia dengan kemampuan 105 sampai dengan 106 kali adriamycin-obat kemoterapi

Peneliti Indonesia, Profesor Soelaksono Sastrodihardjo PhD dari Sekolah dan Ilmu Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung juga telah membuktikan khasiat daun sirsak itu dalam risetnya. Ia bersama Jerry McLaughlin dari Purdue University, Amerika Serikat telah membuktikan ’Acetogenins’ menghambat ATP (adenosina trifosfat). ATP adalah sumber energi didalan tubuh, dan sel kanker membutuhkan banyak ATP.

Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya adalah produksi energi di dalam sel kanker atau tumor pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati.

Dan yang lebih mengagumkan adalah Acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tidak menyerang sel-sel lain yang normal di dalam tubuh.

Semoga bermanfaat.

Sumber:
Tolak Operasi Pilih Daun Sirsak, Endah Kurnia W, Trubus.

25 Sep 2009

Ramuan Obat Kanker

Bagi Anda yang mencari PENGOBATAN KANKER, OBAT ALAMI KANKER, OBAT TRADISIONAL KANKER, RAMUAN OBAT KANKER.

Di bawah ini adalah produk (obatkanker.net) yang di Ramu oleh Herbalis berpengalaman H. Purwo Suryanto, BSc. Pimpinan CV. Roemah Obat Alami Tangerang.

Dengan Uji Khasiat selama 8 tahun membuktikan kemanjuran ramuan tersebut, efektif untuk menyembuhkan :
1. Tumor / Kanker Payudara
2. Tumor / Kanker Rahim
3. Kista & Myoma
4. Kelenjar Thyroid ( Gondok ), Prostat

Ada 2 Macam Formula dalam bentuk teh celup dan Ekstrak Kapsul
Dengan Komposisi sebagai berikut :

Komposisi PM ( K ) / Cancer Kapsul :
1. Andrographis Paniculata : 24,4 %
2. Hedyotis corymbusa : 23,2 %
3. Selaginela Doerdelinii : 13,6 %
4. Phaleria Macrocarpa : 10,3 %
5. Curcuma Zedoaria : 10,3 %
6. Curcuma Alba : 9,2 %
7. Catharanthus Roseus : 9,2 %


kapsul kanker4 Obat KankerKomposisi Amsitu / Biotic Kapsul :
1. Andrographis Paniculata : 40 %
2. Curcuma Zedoaria : 25 %
3. Hedyotis Corymbusa : 15 %
4. Elephantopus Scaber : 10 %
5. Merremia Mammosa : 10 %

Komposisi Teh Centella / Neuro Kapsul :
1. Centella Asiatica : 80 %
2. Persea Americana : 20 %

Komposisi Habbamix Oil :
1. Habbamix Oil : 80 %
2. Olive Oil : 20 %

Penjelasan Produk :
I. PM ( K ) / CANCER KAPSUL

Diramu dari herbal yang berfungsi sebagai :
1. Anti Kanker, Terdiri dari herbal yang berfungsi menekan pertumbuhan sel kanker & herbal pembunuh sel kanker.
2. Mengurangi rasa sakit.
3. Tonik sehingga meningkatkan stamina, dengan membaiknya stamina akan membantu mempercepat proses penyembuhan.
4. Blokir Kanker, Ini sangat penting & harus ada, karena sel kanker akan berlokalisir / tidak menyebar, sehingga akan mudah untuk dimatikan.
5. Rekonstruktif, Jaringan disekitar lokasi serangan banyak yang rusak dan harus diperbaiki.

II. AMSITU / BIOTIC
Diramu dari herbal yang berfungsi sebagai :
1. Anti Inflamasi, anti biotic, anti bengkak, Amsitu / Biotic ini bisa kami sebut dengan ANTIBIOTIK HERBAL
2. Menetralkan racun / Detok
3. Menurunkan panas
4. Memperlancar peredaran darah
5. Mengurangi rasa sakit.

III. Teh Centella / Neuro
Berfungsi sebagai Revitalisasi syaraf.

IV. Habbamix Oil
“ Sesungguhnya dalam habbatusauda terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali maut ” ( HR. Bukhari )
Dicampur dengan Olive Oil yang berfungsi untuk menekan pertumbuhan kanker dan penurun kolesterol.

V. MUSCLEPAIN RELIEF
Bersifat analgesic (menghilangkan rasa sakit) dan anti inflamasi(mengatasi radang) sehingga membantu gangguan peradangan.

KOMPOSISI :
Matricaria Recutita,Piper nigrum, Rosmarinus Officinalis, Thymus Vulgaris , Origanum Marjorana Sweet ,dll

Sumber : http://obatkanker.net/

2 Sep 2009

Khasiat Sarang Semut (Myrmecodia pendans)

Sarang Semut (Myrmecodia pendans) merupakan tanaman yang berasal dari Papua yang secara tradisional telah digunakan oleh penduduk asli Papua untuk mengobati berbagai penyakit secara turun-temurun. Dan sekarang hasil penelitian modern mendapati bahwa tanaman ini mengandung senyawa aktif penting seperti flavanoid, tokoferol, fenolik dan kaya akan berbagai mineral yang berguna sebagai anti-oksidan dan anti-kanker.
Penyakit yang Dapat Disembuhkan

Sejak diperkenalkan 6 tahun yang lalu sebagai tanaman obat, pengguna Sarang Semut kini semakin betambah, tidak terbatas di Indonesia, tetapi juga digunakan dibeberapa negara lain, seperti Singapura, Malaysia, Jerman, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.

Dikenalnya Sarang Semut sebagai tanaman berkhasiat tidak lepas dari gencarnya pemberitaan di media massa, yang berlomba-lomba mengulas tentang keajaiban khasiat Sarang Semut. Beberapa media bahkan menampilkan kesaksian dari mereka yang tersembuhkan oleh Sarang Semut.

Penyakit yang Dapat Disembuhkan
Secara empiris Sarang Semut telah terbukti dapat meyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat, seperti kanker dan tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, TBC, migren, rematik dan leukemia. Mengenai mekanisme kerja kandungan senyawa aktif Sarang Semut dalam mengobati berbagai penyakit tersebut memang masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dan kemungkinan senyawa aktif yang berperan menaklukkan penyakit tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Kanker dan tumor
Jenis-jenis kanker dan tumor, baik jinak maupun ganas, yang dapat disembuhkan dengan Sarang Semut adalah kanker otak, kanker hidung, kanker payudara, kanker lever, kanker paru-paru, kanker usus, kanker rahim, kanker kulit, kanker prostat, serta kanker darah (leukemia), kecuali kanker tenggorokan dan rongga mulut.

Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker/tumor tersebut diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, dan pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut.

2. Gangguan jantung, terutama jantung koroner
Hingga kini mekanismenya memang belum jelas, tetapi kemampuan Sarang Semut untuk pengobatan berbagai macam penyakit/gangguan jantung ada kaitannya dengan kandungan multi-mineral Sarang Semut, terutama kalsium dan kalium.

3. Stroke ringan maupun berat
Pengobatan stroke kemungkinan sangat berkaitan dengan kandungan multi-mineral yang terkandung dalam Sarang Semut.

4. Ambeien (wasir)
Kemampuan Sarang Semut untuk pengobatan ambeien (wasir) berkaitan dengan kandungan flavonoid dan taninnya yang tinggi. Kedua golongan senyawa ini dalam beberapa penelitian memang sudah terbukti dapat mengobati wasir.

5. Benjolan-benjolan dalam payudara
Yang dimaksud dengan benjolan-benjolan pada payudara adalah pembengkakan bukan tumor (non-neoplasma). Diduga kuat mekanisme penyembuhannya serupa dengan kasus tumor dan kanker, yaitu dengan mengandalkan kemampuan kandungan flavonoid yang terkandung dalam Sarang Semut.

6. Gangguan fungsi ginjal dan prostat
Mekanisme pengobatan gangguan fungsi ginjal dan prostat kemungkinan ada kaitannya dengan kandungan antioksidan (flavonoid dan tokoferol) serta multi-mineral yang ada dalam Sarang Semut.

7. Haid dan keputihan
Proses pengobatan untuk keputihan dan melancarkan haid ada kaitannya dengan kandungan flavonoid, tanin, dan multi-mineralnya, terutama kalsium dan seng.

8. Melancarkan peredaran darah
Kandungan antioksidan yang tinggi (tokoferol dan flavonoid) dan multi-mineral yang terkandung dalam sarang memiliki peranan penting dalam melancarkan peredaran darah.

9. Migren (sakit kepala sebelah)
Untuk pengobatan migren berkaitan dengan fungsi kandungan flavonoid dan multi-mineral dalam Sarang Semut, khususnya kalsium, natrium, dan magnesium.

10. Penyakit paru-paru (TBC)
Pengobatan TBC terkait dengan peranan flavonoid yang terkandung dalam Sarang Semut yang berfungsi sebagai antivirus.

11. Rematik (encok)
Ini terkait dengan kemampuan flavonoid sebagai inhibitor enzim xanthine oxidase dan antioksidan serta tokoferol sebagai antioksidan dan multi-mineral yang terkandung dalam
Sarang Semut.

12. Gangguan alergi hidung, mimisan, bersin-bersin
Senyawa-senyawa yang bertanggung jawab terhadap gangguan ini adalah antioksidan (tokoferol dan flavonoid) dan tanin.

13. Sakit maag
Seperti halnya TBC, yang berperan dalam pengobatan maag adalah flavonoid yang terkandung dalam Sarang Semut sebagai antibakteri.

Manfaat Tambahan Sarang Semut
Selain telah terbukti secara empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti tersebut di atas, Sarang Semut juga dapat digunakan untuk untuk melancarkan dan meningkatkan ASI, memulihkan gairah seksual, dan memulihkan serta menjaga stamina.

1. Melancarkan dan meningkatkan ASI
Kandungan multi-mineral dari tumbuhan Sarang Semut diduga memiliki peranan yang penting dalam melancarkan dan meningkatkan produksi ASI, mempercepat proses pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan, dan memulihkan kewanitaan (sari rapet).

2. Memulihkan gairah seksual
Kandungan antioksidan yang tinggi (tokoferol dan flavonoid) dan multi-mineral dari tumbuhan Sarang Semut diduga memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan gairah seksual ini.

3. Memulihkan stamina tubuh
Kandungan antioksidan yang tinggi (tokoferol dan flavonoid) dan multi-mineral dais tumbuhan Sarang Semut diduga memiliki peranan yang penting dalam memulihkan kesegaran dan stamina tubuh.

Sumber Referensi:
- Buku "Gempur Penyakit dengan Sarang Semut" Penulis Dr. Ir. Ahkam Subroto, Hendro Saputro
-http://sarangsemutku.blogspot.com/2009/01/khasiat-sarang-semut.html
Justify Full

22 Apr 2009

Keji Beling Tanaman Obat Indonesia

(Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)
Sinonim :
Strobilantes crispus, Bl. Sericocalyx crispus, (Linn.), Bremek.

Familia :
Acanthaceae

Uraian :
Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm - 4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 200 C - 250 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 7 · Kesuburan : sedang 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek. c. Penanaman · Stek ditanam pada lubang tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m.

Nama Lokal :
Keji Beling (Indonesia), Ngokilo (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam;

Pemanfaatan :
1. Tumor
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas,
durian, lengkong, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vitzin.

2. Diabetes Mellitus
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan yang manis-manis.

3. Lever (sakit Kuning)
Bahan: Daun Keeji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan yang mengandung lemak.

4. Ambeien (wasir)
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas.

5. Kolesterol tinggi
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan yang berlemak.

6. Maag
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan pedas atau asam.

7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 1 lembar.
Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga
daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali
setelah berselang 2 jam.
Komposisi :
Daun kejibeling mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium dan beberapa unsur lainnya.
sumber ipteknet

19 Des 2008

Sambiloto Tanaman Obat Diabetes

(Andrographis paniculata Ness.)
Sinonim :
= Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ.

Familia :
Acanthaceae

I. Uraian Tumbuhan Obat. Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. II. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 700 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.000 mm - 3.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 7 bulan · Suhu udara : 250 C - 320 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : berpasir · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 200 cm - 300 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,5 · Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Biji disemaikan dalam kantong plastik. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m

Nama Lokal :
Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, ; Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, ; Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis),; Radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), ; Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),; Kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma,; Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis,; Darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra),; Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,; Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),; Trofoblas ganas (tumor trofoblas), tumor paru.;

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu dikeringkan.

INDIKASI :
Tanaman obat sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi:
- hepatitis, infeksi saluran empedu,
- disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis),
abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas
(bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga
tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,
- demam, malaria,
- kencing nanah (gonore),
- kencing manis (DM),
- TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma),
- darah tinggi (hipertensi),
- kusta (morbus hansen = lepra),
- leptospirosis,
- keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,
- kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa)
dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.

CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 20 g direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 - 4 kali sehari, 4 - 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Tifoid
Daun sambiloto segar sebanyak 10 - 15 lembar direbus dengan 2
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan
madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.

2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru
Herba kering sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum
sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

3. Disentri
Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan
selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang
terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g
sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali
masing-masing 1/3 bagian.

4. Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air
panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 - 4 kali sehari.

5. Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan
1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang
digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.

6. TB paru
Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu
secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5
cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 - 3 kali, setiap
kali minum 15 - 30 pil.

7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar diseduh dengan 1/2
cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk.
Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.

8. Radang paru, radang mulut, tonsilitis
Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 - 4,5 g diseduh dengan
air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum
sekaligus.

9. Faringitis
Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air
matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.

10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi
Herba sambiloto segar sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali
sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling
halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.

11. Kencing manis
Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.

12. Kencing nanah
Sebanyak 3 tangkai sambilo

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : : Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil. KANDUNGAN KIMIA : Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli. 2. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih. 3. Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas pada kelinci. 4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta. 5. Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi, dan antibakteri. 6. Komponen aktifnya seperti ncoandrografolid, andrografolid, deoksiandrografolid dan 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid berkhasiat antiradang dan antipiretik. 7. Pemberian rebusan daun sambiloto 40% bly sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (W. Sugiyarto, Fak. Farmasi UGM, 1978). 8. Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam (Hasir, jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1988). 9. Infus herba sambiloto mempunyai daya antijamur terhadap Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum (Jan Susilo*, Endang Hanani **, A. Soemiati** dan Lily Hamzah**, Bagian Parasitologi FK UI* dan Jurusan Farmasi FMIPAUI**, Warta Perhipba No.Flll, Jan-Maret 1995). 10. Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek antihistaminergik. Peningkatan konsentrasi akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum marmot terisolasi yang diinduksi dengan histamin dihidroksiklorida (Yufri Aidi, N.C. Sugiarso, Andreanus, AA.S., Anna Setiadi Ranti, Jurusan Farmasi FMIPA, ITB, Warta Tumbuhan Obat Indonesia vol. 3 No. 1, 1996).

Sumber : Sentra Informasi IptekNet

13 Nov 2008

Penelitian-penelitian mengenai Tanaman Obat Sambung nyawa

1.Klasifikasi tanaman
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales (Campanulatae)
Suku : Asteraceae (Compositae)
Marga : Gynura
Jenis : Gynura procumbens (Lour.) Merr.
(Backer and Van den Brink Jr, 1965)

2. Morfologi tanaman
Tanaman G. procumbens berbentuk perdu tegak bila masih muda dan dapat merambat setelah cukup tua. Bila daunnya diremas bau aromatis. Batangnya segi empat beruas-ruas, panjang ruas dari pangkal sampai ke ujung semakin pendek, ruas berwarna hijau dengan bercak ungu. Daun tunggal bentuk elips memanjang atau bulat telur terbalik tersebar, tepi daun bertoreh dan berambut halus. Tangkai daun panjang ½-3 ½ cm, helaian daun panjang 3 ½-12 ½ cm, lebar 1- 5 ½ cm. Helaian daun bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah berwarna hijau muda dan mengkilat. Kedua permukaan daun berambut pendek. Tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan daun bagian bawah. Pada tiap pangkal ruas terdapat tunas kecil berwarna hijau kekuningan. Tumbuhan ini mempunyai bunga bongkol, di dalam bongkol terdapat bunga tabung berwarna kuning oranye coklat kemerahan panjang 1-1 ½ cm, berbau tidak enak. Tiap tangkai daun dan helai daunnya mempunyai banyak sel kelenjar minyak (Perry, 1980; Van Steenis, 1975; Backer and Van den Brink, 1965; Sodoadisewoyo, 1953).

3. Nama daerah
Di Indonesia, tanaman ini memiliki beberapa nama daerah seperti; daun dewa (Melayu) (Heyne, 1987; Wijayakusuma et al., 1992), sambung nyawa dan ngokilo (Jawa) (Thomas, 1989).

4. Habitat dan penyebaran
Berasal dari daerah Afrika yang beriklim tropis menyebar ke Srilangka, Sumatera dan Jawa. Tumbuh liar di pekarangan, ladang atau ditanam orang untuk obat-obatan. Tumbuh sampai ketinggian 500 m di atas permukaan laut (Pramono, 1996).

5. Manfaat tanaman
Daun G. procumbens oleh sebagian masyarakat Indonesia digunakan sebagai obat kanker kandungan, payudara dan kanker darah dengan memakan 3 lembar daun segar sehari selama 7 hari. Pengobatan tersebut dapat diperpanjang selama 1-3 bulan tergantung dari keadaan penyakit (Meiyanto, 1996). Tumbuhan ini dilaporkan dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit ginjal (Heyne, 1987). Selain itu, G. procumbens juga dimanfaatkan sebagai antikoagulan, mencairkan pembekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan pendarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun, khusus bagian daunnya dapat digunakan untuk mengobati pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, luka terpukul, melancarkan sirkulasi (Wijayakusuma et al., 1992). Manfaat lain dari bagian daun tanaman ini dilaporkan oleh Dalimartha (1999) dapat untuk mengatasi batu ginjal, radang mata, sakit gigi, rematik sendi, perdarahan kandungan, kencing manis (diabetes mellitus), darah tinggi (hipertensi), ganglion, kista, tumor, memar.

6. Kandungan kimia
Daun tanaman G. procumbens mengandung senyawa flavonoid, sterol tak jenuh, triterpen, polifenol dan minyak atsiri (Pramono and Sudarto, 1985). Hasil penelitian lain melaporkan bahwa tumbuhan ini mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, steroid, triterpenoid, asam klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, asam para kumarat, asam p-hidroksi benzoat (Suganda et al., 1988), asparaginase (Mulyadi, 1989). Sedangkan hasil analisis kualitatif dengan metode kromatografi lapis tipis yang dilakukan Sudarsono et al. (2002) mendeteksi adanya sterol, triterpen, senyawa fenolik, polifenol, dan minyak atsiri. Sugiyanto et al. (2003) juga menyatakan berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa dalam fraksi polar etanol daun tanaman G. procumbens terdapat tiga flavonoid golongan flavon dan flavonol. Penelitian oleh Idrus (2003) menyebutkan bahwa G. procumbens mengandung sterols, glikosida sterol, quercetin, kaempferol-3-O-neohesperidosida, kaempferol-3-glukosida, quercetin-3-O-rhamnosyl(1-6)galaktosida, quercetin-3-O-rhamnosyl(1 -6)glukosida.

7. Penelitian-penelitian mengenai kemoprevensi G. procumbens
Pembuktian secara ilmiah mengenai khasiat tanaman ini melalui penelitian telah banyak dilakukan antara lain Sugiyanto et al. (1993), melaporkan adanya efek penghambatan karsinogenitas benzo(a)piren (BAP) oleh preparat tradisional tanaman G. procumbens, penelitian Meiyanto (1996) menyatakan bahwa ekstrak etanol daun G. procumbens (Lour.) Merr. mampu memberikan efek antimutagenik terhadap tumor paru mencit yang diakibatkan oleh BAP. Sifat antimutagenik ini juga dilaporkan oleh penelitian Sugiyanto et al. (2003), yaitu penghambatan mutasi pada Salmonella typhimurium. Secara in vitro, ekstrak etanol daun G. procumbens memiliki IC50 kurang dari 1000 ug/ml pada larva udang Artemia salina Leach (Meiyanto et al., 1997). Selain menghambat karsinogenitas pada kanker paru, G. procumbens juga diketahui mampu menghambat karsinogenitas kanker payudara. Pemberian post inisiasi ekstrak etanolik daun G. procumbens dosis 250 mg/kgBB dan 750 mg/kgBB dapat mengurangi insidensi kanker payudara tikus yang diinduksi dengan dimetil benz(a)antrazena (DMBA), menurunkan rata-rata jumlah nodul tiap tikus (Meiyanto et al., 2004) serta secara kualitatif menurunkan ekspresi COX-2 (enzim yang berperan dalam angiogenesis). Penelitian Meiyanto dan Septisetyani (2005) menyatakan bahwa fraksi XIX-XX ESN memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker serviks, HeLa, dengan IC50 119 μg/ml. Fraksi tersebut juga menghambat proliferasi sel HeLa dan dapat menginduksi terjadinya apopotosis. Penelitian lebih jauh oleh Maryati (2006) menunjukkan flavonoid yang diisolasi dari fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun G. procumbens memiliki aktivitas sitotoksik dengan IC50 sebesar 98 μg/ml terhadap sel T47D dan secara kualitatif meningkatkan ekspresi p53 dan Bax (regulator apoptosis). Hasil tersebut menguatkan hasil penelitian sebelumnya baik terhadap ekstrak etanolik maupun fraksi-fraksinya yang mengarahkan pada efek kemopreventif G. procumbens, baik sebagai blocking maupun suppressing. Ekstrak etanolik daun G. procumbens juga dilaporkan memiliki efek antiangiogenik (Jenie and Meiyanto, 2006), sehingga tanaman ini berpotensi sebagai antimetastasis, anti-invasi.

Daftar pustaka

Backer, C.A., dan Van Den Brink, R.C.B., 1965, Flora of Java (Spermatophytes Only), Vol II, N.V.P, 363-364, 424-425, Noordhoff-Groningen,The Netherlands.

Meiyanto, E., Sugiyanto, dan Sudarto, B., 1997, Uji Antikarsinogenik dan Antimutagenik Preparat Tradisional Daun Gynura procumbens (Lour.) Merr., Fakultas Farmasi UGM, Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XII, 32.

Perry, L.M., 1980, The Medical Plants of East and Southeast Asia: Attributed Properties and Uses, 94-95, The MIT Press, London.

Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo, 2002, Tumbuhan Obat II, Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, 96-100, Pusat Studi Obat Tradisional, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Suganda, A., Sudiro, I., dan Ganthina, 1988. Skrining Fitokimia dan Asam Fenolat Daun Dewa (Gynura procumbens (Luor) Merr), Simposium Penelitian Tumbuhan Obat III, Universitas Indonesia, Jakarta.

Sugiyanto, Sudarto, B., dan Meiyanto, E., 1993, Efek Penghambatan Karsinogenisitas Benzo(a)piren Oleh Preparat Tradisional Tanaman Gynura sp. Dan identifikasi Awal Senyawa yang Berkhasiat, Laporan Penelitian P4M DitJen DikTi, Fak. Farmasi UGM, Yogyakarta.

Sugiyanto, Sudarto, B., Meiyanto, E., Nugroho, A.E., dan Jenie, U.A., 2003, Aktivitas Antikarsinogenik Senyawa yang Berasal dari Tumbuhan, Majalah Farmasi Indonesia, 14 (4), 216-225.

Thomas, A.N.S., 1989, Tanaman Obat Tradisional, 120-121, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Kontributor: R.I. Jenie dan Endang Sulistyorini S.P
sumber : CCRC

Resep Tanaman Obat Sambung nyawa

Diabetes Melitus
Siapkan tujuh lembar daun sambung nyawa yang masih segar. Cuci dan bilas dengan air matang. Makan daun tadi sebagai lalap mentah bersama dengan nasi. Lakukan dua kali sehari masing-masing tujuh lembar daun.

Darah tinggi
Ambil tujuh lembar daun sambung nyawa. Cuci bersih kemudian dimakan sehari sekali sebagai lalapan. Bisa juga ditumis atau dikukus sebentar sebelum dimakan atau dibuat jus. Lakukan hal ini dengan rutin.

Radang pita tenggorokan dan sinusitis
Siapkan empat lembar daun sambung nyawa buat anak-anak atau tujuh lembar untuk dewasa. Cuci lalu dimakan mentah atau dinikmati dengan dibuat jus. Lakukan sehari sekali.

Tumor
Makan tiga lembar daun sambung nyawa segar sebagai lalapan setiap hari. Jangan lupa dicuci bersih. Lakukan secara teratur setiap kali makan nasi.
Pantangannya: ikan asin, cabai, tauge, tape, sawi putih, kangkung, nanas, durian, lengkeng, nangka es, alkohol, limun dan vetzin.

Lever
Gunakan tiga lembar daun sambung nyawa segar sebagai lalapan bersama nasi setiap hari. Lakukan secara teratur. Jangan lupa dicuci bersih. Hendaknya berpantang makanan berlemak.

Ambeien
Makan tiga lembar daun sambung nyawa segar sebagai lalapan. Lakukan setiap hari dan secara teratur. Jangan lupa dicuci bersih. Lakukan pantangan daging kambung dan makanan pedas.

Kolesterol tinggi
Gunakan tiga lembar daun sambung nyawa segar untuk dibuat jus atau dimakan sebagai lalapan. Lakukan setiap hari secara teratur.


Maag
Cuci bersih tiga lembar daun sambung nyawa mentah segar kemudian dimakan sebagai lalapan setiap hari. Lakukan secara teratur. Pantangan: makanan yang pedas dan asam.


Kena bisa ulat dan semut hitam

Selembar daun segar digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga daun tersebut mengeluarkan iar dan hancur. Lakukan dua kali selama dua jam sekali.

Ambil 20 lembar daun. Cuci dan digiling halus, beri air garam seperlunya. Ramuan ini berguna untuk mengurap sebanyak gigitan/sengatan, lalu dibalut (1-2 kali sehari sebanyak yang diperlukan).

Eksim
Siapkan bahan berupa tujuh lembar daun sambung nyawa, asam 10 gr, rimpang temulawak 5 jari, gula jawa 20 gr, segenggam sambiloto. Rebus semua bahan dengan dua gelas air hingga mendidih dan tersisa hingga separuhnya. Kemudian saring dan diminum sekaligus. Ulangi setiap hari selama lima hari berturut-turut.

Bisul
Tumbuk beberapa lembar daun sambung nyawa, adas pulosari, dan kapur sirih hingga halus. Kemudian oleskan atau balurkan pada bisul.

Tetanus
Siapkan bahan berupa lima lembar daun sambung nyawa, asam tengguli 3 jari, rimpang kencur 2 jari, rimpang bangle setengah jari, daun sambung 10 lembar, gula enau 3 jari. Semua bahan dipotong-potong dan direbis dengan air sebanyak empat gelas hingga mendidih dan tersisa tiga gelas. Dinginkan dan saring, kemudian minum tiga kali sehari sebanyak satu gelas.

Sumber: CBN

Resep Herbal gagal Ginjal

ada resep herbal utk penderita gagal ginjal, daun luntas tiga genggam, kunyit dua jari, yang satu jari dibakar sampe matang,1 jeruk nipis, g...